HEBOH...!!! DON MARIO MAZZOLENI, PASTUR YANG MEMBELOT


Oleh : I Made Darmayasa

Tanggal 24 september s/d 2 oktober 2010, saya pergi ke Puttaparthi untuk mendapatkan darsan dari Shri Satya Sai Baba. Hari kedua saya pergi ke Book Centre, dan mata saya tertuju pada sebuah buku yang berjudul “ A Chatolic Priest Meet Sai Baba”, ditulis oleh Pastur Don mario Mazzoleni.

Don Mario menyadari sepenuhnya, apa yang di tulis akan menimbulkan kontroversi. Dia juga sudah di ingatkan oleh sahabatnya untuk tidak mempublikasikan pengalamannya itu. Posisinya sebagai pastur jebolan Vatikan menjadi salah satu pertimbangannya. Akan tetapi hal ini tidak mengurungkan niatnya.

Apa yang ditakutkan kalau yang dituliskan itu adalah pengalamannya sendiri, dan peristiwa yang secara langsung dia lihat. “Aku bertanya pada diriku apa yang aku takutkan untuk mengatakan apa yang telah dilihat oleh mataku. Mengapa aku harus takut untuk memperkenalkan apa yang dialami oleh hatiku yang di depan kehadiran yang luar biasa ini?” demikian ia tulis dalam pendahuluan dalam bukunya.

Tidak Puas Dengan Vatikan

Apa yang dialami oleh Don Mario adalah sesuatu yang langka, ia ingin ini menjadi persembahan untuk kepentingan manusia dan perkembangan spiritualnya.

Sebagai seorang Pastur Don Mario Mazzoleni beruntung karena ia mendapatkan kesempatan untuk memperdalam minatnya dalam bidang “Moral Theology” selama dua tahun bahkan di tawarkan untuk sekaligus mengambil program (S3) doktoralnya. Tentu saja kesempatan itu tidak di sia-siakannya. Dia juga diberi kesempatan untuk bekerja di radio Vatikan yang menyiarkan hal-hal yang berhubungan dengan pastoral.

Ketika ia berlibur pulang kampung untuk beberapa hari, orang tuanya sangat bangga, masyarakat desanya sangat senang, bahkan pastur yang bertugas di kampungnya juga datang untuk meminta informasi terbaru dari vatikan. Justru sebaliknya, ketika itu dia sendiri merasa jiwanya kering/miskin, ragu, tidak percaya diri. Dia merasa seolah-olah dia tidak mampu merealisasikan apa yang didapat dari vatikan. Ketika hal ini ia sampaikan pada teman-temannya, semua memberi tanggapan yang menyalahkan dirinya.

Dia merasa tidak puas, “Saya tahu karena ketidakpuasan ini, saya harus melakukan koreksi perbaikan dalam hidup saya” ketidakpuasan inilah guru pertamanya dalam perjalanan spiritualnya.

Mendapat Jawaban Dalam Hindu

Don Mario harus melakukan refleksi kritis terhadap hidupnya di masa lalu, keinginan itu semakin menguat dan tidak mau di tunda- tunda lagi. Dia berdoa, “O Tuhan, di manakah sebenarnya Engkau. Jika memang benar Engkau sangat dekat dengan kami ketika aku mengalami cobaan yang seperti ini, ulurkan tangan-Mu dan bebaskan aku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku bingung, aku tidak mengerti. Aku mohon campur tangan Mu, aku berserah, jangan tinggalkan aku seperti ini, sendirian di dalam kesedihan.” Itulah kurang lebih jeritan hati dan doanya di dalam hati.

Tahun 1979, ketika usianya 35 tahun. Selama satu bulan di Roma, dia mengalami cobaan lagi. Kesehatannya terganggu, seluruh badannya bengkak dan merasa lemah, Dokter menyuruhnya untuk melakukan cuci darah akibat fungsi ginjalnya yang memburuk. Semuanya membuat dia mengalami depresi berat. Upaya-upaya sudah banyak dilakukan bahkan sampai menyebrang dari keyakinan awalnya, menggunakan Paranormal serta Supranatural. Ketidakpuasan selalu menggelayut dihatinya sehingga tidak ada apapun yang bisa menahannya. Banyak buku yang dia baca, termasuk Bhagawad Gita, Yogananda’s Autobiography Of Yogi, Concentration And Meditation (Swami Shivananda Saraswati), beberapa Upanisad, bahkan juga Sutra Of Patanjali.

Sungguh mengagetkan, apa yang banyak di pertanyakan selama ini dan tidak bisa dijawab oleh siapapun justru terjawab dalam buku-buku itu. Kesombongannya selama ini yang menganggap bahwa Teologi Katolik yang paling hebat rontok seketika. Pada kesempatan itu dia mengatakan, “Aku menemukan diri di pertengahan gelap malamnya jiwa”. 

Tetapi pikiran rasional dan egonya menyuruh dia untuk berhenti membaca buku-buku tersebut. Dia seolah-olah mendengar Isaiah (seorang Nabi dalam Perjanjian Lama, red) berkata kepada dirinya, “ Kamu telah melihat segala sesuatu  akan tetapi tanpa memperhatikannya, kamu telah membuka telinga mu akan tetapi tidak mendengar.”

Dia sadar betapa sulit bagi orang termasuk dirinya untuk membuka diri terhadap sesuatu yang baru. Mereka terkungkung oleh egonya sendiri tanpa dapat mengidentifikasikan kebaikan diluar dirinya. Kesadaran orang-orang sombong seperti itu ibarat pohon bonsai, dimana akar dan dahannya dipotong-potong sehingga pertumbuhannya kerdil, Katanya.

Bertemu Sai Baba

Akan tetapi perkenalannya dengan prinsip-prinsip Ketuhanan dari timur menuntun dia sampai kepegunungan Himalaya mencari para guru suci dan bertemu para yogi disana. Banyak pengetahuan, pengalaman prinsip-prinsip hidup yang ditemukan. Tetapi semua itu belum cukup baginya, setelah dia kembali kekampungnya, bergano, dia mendengar berita akan kedatangan seorang Guru Agung (Sai Baba) ke Italia, dia pun ingin menggunakan kesempatan emas itu untuk bertemu.

Nama Sai Baba tidak berarti apa-apa bagi dirinya, akan tetapi dia ingin membaca buku yang sedikit memberi informasi tentang sosok yang satu ini. Buku pertama yang ada di tangannya adalah , Sai Baba, Man of Miracles yang ditulis oleh penulis Australia, Howard Murpet dan My Baba And I yang ditulis oleh Jhon Hislop dari Amerika.

Inilah petualangan yang paling monumental dalam hidupnya. Pencariannya tidak berhenti walau dia mempertaruhkan seluruh kredibilitasnya selama ini. Dua metode dia lakukan sekaligus, yaitu penghancuran dan pembangunan kembali.  Yang pertama adalah membersihkan konsep-konsep teologis sebelumnya, sementara ia berjanji untuk menyelamatkannya kemudian bila perlu.

Tidak ada konsep teologi yang lebih hebat dari akal sehat yang sederhana dan murni, banyak teman-teman kampusnya yang kaget dan syok mendengar keberanian Don Mario.

Dalam kebingungan itu dia mempertanyakan, “ Dapatkah Tuhan yang merupakan perwujudan seluruh kekuatan Ketuhanan, cinta kasih, dan kebijaksanaan menghilangkan keyakinan saya bahwa Tuhan hanya lahir sekali?” Don Mario menghadapi dilemma. Jika dia percaya bahwa Tuhan berinkarnasi lebih dari satu kali maka dia menentang keputusan Gereja dengan segala doktrinnya. Jika ia menolak keyakinan ini, kenyataan di depannya bahwa kehadiran Sai Baba mengalami kelahiran yang berulang merupakan sebuah kebenaran.

Dalam kesempatan ini ia memilih keyakinan akan kebenaran Sai Baba, hal ini terpaksa ia lakukan untuk membangun rumah yang baru. Walau harus meneteskan air mata terhadap rumah yang lama yang harus dihancurkan. Disini suatu prasangka yang sangat kukuh roboh, satu prasangka yang selama berabad-abad tertanam dalam pikiran dari banyak orang Kristen yang baik. Ini adalah metoda yang bersifat merusak, untuk membangun kembali anda harus menghancurkan yang tua.

Vatikan Heboh

Singkat cerita Don Mario sampai ke Puttaparthi, Desa dimana darsan Sri Sathya Sai Baba bisa didapatkan. Mengetahui dia juga dari Italia, Don Mario didekati oleh Francesco salah seorang dari rombongan Italia dan mengajaknya iktu bila kelompoknya mendapat interview dari Sai Baba.  Sai Baba menanyakan bagaimana keadaannya dan dia menjawab, “Fine, thank you!” walau sebenarnya dia dalam keadaan yang tidak sehat, dan Sai Baba kembali bertanya , Are you sure?

Setelah menginterview peserta lainya, menciptakan Vibhuti (abu suci), cincin, kalung dari tangannya untuk beberapa orang kembali Sai Baba menatap Don Mario dan bertanya ulang, “How are you?” dia menyampaikan tentang penyakit ginjalnya, dan beliau mengetahui dengan detil masalah penyakitnya dan juga mengatakan, “ Don’t think the future” kedua hal ini mengguncang dirinya seolah – olah Sai Baba mengetahui dengan akurat seluruh isi hatinya, status keyakinannya. 

Dadanya berdebar, jantungnya berdetak sangat kencang, emosinya meluap-luap. Dia bertanya di dalam hati, “mengapa ada manusia seperti ini lahir di bumi dan sangat memperdulikan diriku, dan bahkan menyembuhkan penyakitku?”

Don Mario menundukkan kepalanya pada saat Dharsan, dia tidak menyadari tiba-tiba Sai Baba sudah berdiri di depannya. Beliau mengangkat dagunya dengan lembut sehingga saling tatap dan menyuruh Don Mario ke ruang interview. Sungguh suatu anugrah yang luar biasa bagi Don Mario mendapatkan kesempatan ini dan melebur dirinya dengan sumber cinta kasih sejati  dari sang Avatar dan membangun keyakinan dan kepercayaannya yang baru (The First Step Toward The Avatar).

Apa yang dilakukan Don Mario  mendapat banyak tantangan dari pihak Gereja, Keuskupan Vatikan. Media masa di Italia heboh gara-gara kasusnya ini.
   
  

Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "HEBOH...!!! DON MARIO MAZZOLENI, PASTUR YANG MEMBELOT"